Hidup adalah pilihan, kebebasan pilihan itulah yang akhirnya membedakan
kita dengan makhluk lainnya didalam menjalani aktifitas sehari-hari. Ada yang
memilih menjadi orang kantoran dan ia sangat menikmati pekerjaannya, dengan
kedisiplinan pada posisinya hingga dapat mencapai puncak karirnya. Ada yang
memilih menjadi seorang wirausahawan, dengan penuh perjuangan dan pengorbanannya
sampai pada taraf dapat bermanfaat untuk dirinya dan orang lain.
Dewasa ini peranan perempuan dalam dunia kerja sudah menyentuh dalam
bidang formal maupun informal. Bahkan banyak pula perempuan-perempuan hebat
yang menjalankan peran ganda. Disatu sisi ia seorang Ibu bagi suami dan
anak-anak tercintanya, disisi lain ia seorang pekerja tangguh dan ulet.
“Hebatnya perempuan bekerja ini tidak hanya bekerja di kantor tapi juga dirumah
dan mereka sukses,” jelas Rustika Thamrin, S.Psi, CHt, CI, MTLT, seorang
psikolog dari Brawijaya Women and Children Hospital.
Seiring bergulirnya waktu, perempuan kian apik dalam mengaktualisasi
diri serta memperkaya intelektualitas. Sembari menggeluti pekerjaan, mengurus
keluarga, hingga beraktivitas di lingkungan sosial semuanya dilakukan oleh
banyak perempuan masa kini.
Kendati demikian, dalam keterbatasan waktu, perempuan dituntut untuk
tetap bisa membagi waktu dan peran dengan amat efektif dan cermat. Dengan aneka
ragam pekerjaan yang digeluti diberbagai ranah profesi, perempuan tak pernah
berhenti berkarya bagi pengembangan dirinya yang secara tidak langsung perempuan
mampu memberikan pengaruh positif bagi orang lain dan lingkungan sekitar. Tak
dapat di pungkiri permasalahan yang sering datang justru dari dalam keluarga
sendiri. Seperti sikap suami yang kurang mengambil peran dalam keluarga
sehingga cenderung membebankan semua urusan rumah tangga mereka kepada
perempuan.
Apalagi dalam budaya dinegara kita masih menempatkan seorang
laki-laki/suami adalah Kepala Keluarga, yang seringkali menganggap bahwa
perempuan/istri tidak bisa menempati posisi yang lebih tinggi darinya. Pun
ketika seorang perempuan/istri mulai dipercaya untuk menduduki posisi yang
cukup tinggi pada sebuah perusahaan atau mempunyai gaji yang lebih besar dari
pasangannya sekalipun menduduki posisi staf biasa. Dalam hal ini bisa saja
suami merasa kalah. Egonya sebagai Kepala keluarga terusik. Dan akhirnya
berusaha menunjukan dominasi dan kekuatan terhadap pasangannya, karena tak
jarang seorang pria bersikap inferior dan merasa minder dari perempuan.
Dibutuhkan kerjasama dan komitmen yang sangat tinggi antar kedua belah
pihak (pasangan). Saling menghargai dan menghormati menjadi prioritas yang
utama serta berbagi peran antara karir dan keluarga demi terjaganya sebuah
keharmonisan. Komunikasi yang baik juga turut mendukung agar didapat solusi
yang saling menguntungkan dan membahagiakan. Bukankah makna kesuksesan adalah
dapat saling membahagiakan serta memberi dampak yang luas kepada diri,
keluarga, teman/sahabat dan orang banyak?.
Ps
Sumber : kompas.com
chitchat BBM
Comments (0)
Posting Komentar