sebuah Multiguna dari mereka

Category:


Salah satu program unggulan yang di gulirkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang adalah dengan di berikannya Kartu Multiguna, yaitu semacam Pelayanan Jamkesda kepada para keluarga kurang mampu. Tidak hanya akses pelayanan kesehatan secara gratis saja tetapi juga akses pendidikan yang berada diwilayah Kota Tangerang.

Saat ini tengah berlangsung kegiatan validasi serta verifikasi para pemegang kartu tersebut yang dilaksanakan oleh  LITBANG Kota Tangerang dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang dengan tujuan agar diperoleh data terkini serta menghindari data ganda dan penyimpangan/penyalahgunaan di masyarakat. Di karenakan ada sekitar 8000 Kepala Keluarga (KK) yang mempunyai kartu tetapi tidak tercantum di dalam Data Base yang mengakibatkan tidak dapat mengakses kedua pelayanan tersebut.

~perjalanan Rasa Syukur dimulai

Alhamdulillah saya berada diantara tim petugas untuk langsung terjun ke lapangan memvalidasi dan memverifikasi. Alhamdulillahnya lagi saya dikirim ke daerah yang lumayan jauh dari tempat tinggal saya dan daerah tersebut termasuk ke dalam salah satu kantong kemiskinan dan kekumuhan (terpadat) yang ada di Kota Tangerang. salah seorang teman saya di BPS mempercayai penuh bahwa saya mampu untuk terjun ke daerah tersebut.

Jam sudah menunjukan pukul 9 pagi teng.. tapi saya masih kerasan untuk terus berada di rumah. Entah  kenapa pagi ini terasa sangat berat sekali untuk segera keluar dari rumah. Mungkin sudah terbayang jauhnya perjalanan dan beragam kesulitan yang akan di temui saat berada di lapangan. Walaupun sudah dibekali dengan pelatihan sebelumnya tetap saja ada kekhawatiran tersendiri ketika akan melangkahkan kaki. Aneh sekali memang pagi ini. HP saya berdering dan terdengar suara bahwa 3 teman saya sudah menunggu kedatangan saya untuk bersama-sama berangkat menuju lokasi tempat tugas, ternyata mereka memang menunggu saya karena form list nama-nama kepala keluarga yang tercantum di dalam Data Base dan yang harus dikunjungi bersama teman-teman ternyata saya yang memegang. Tanpa Form List tersebut mereka tidak dapat bekerja dan setelah saya keluarkan dari dalam tas terdapat tulisan RAHASIA NEGARA di pojok kanan atas Form tersebut. *hadeeuuh.. benar-benar ceroboh sekali saya dalam hal ini bahwa saya diberi tanggung jawab yang besar sekali.

Tugas pertama adalah kulunuwun / sampurasun kepada pemilik wilayah dalam hal ini Kepala Kelurahan setempat.. setelah bla..bla..bla..  dilanjut kulunuwun berikutnya kepada pemilik wilayah satuan lingkungan setempat yakni Bapak RW yang tanpa basa-basi mereka langsung menuntun kami untuk menemui para bawahannya yakni para Ketua RT. Sambutan mereka luar biasa positif karena memang mereka menunggu kedatangan kami dan segera saja keluar semua permasalahan yang selama ini di keluhkan oleh para warga nya di dalam mengakses Pelayanan Kesehatan terutama oleh para pemegang Kartu Multiguna. Dengan sedikit berdiplomasi akhirnya saya absen daftar nama-nama Kepala Keluarga yang hari ini harus saya kunjungi untuk melakukan sedikit wawancara dan melihat langsung keberadaan tempat tinggalnya sebagai salah satu unsur penilaian kelayakan penerima manfaat dari sebuah pelayanan kesehatan secara cuma-cuma. Walaupun saya beserta teman-teman hanya merekam berbagai data yang diketemukan secara langsung dilapangan yang nantinya dapat dijadikan argumen oleh para penentu kebijakan didalam memberikan pelayanan kesehatan tersebut.

Dengan bersemangat Bapak Ketua RT menemani saya dan teman-teman mengunjungi satu persatu warganya untuk melihat secara lebih dekat. Tidak saja di temani oleh Para Ketua RT kedepannya kami juga di temani oleh Ibu-Ibu Kader Posyandu yang ternyata memang lebih memahami tentang alur prosedur penggunaan kartu tersebut dan juga lebih memahami pentingnya  kesehatan dilingkungan sosial yang berada di wilayahnya. Walaupun saya beserta teman-teman hanya merekam berbagai data yang diketemukan secara langsung dilapangan yang nantinya dapat dijadikan argumen oleh para penentu kebijakan didalam memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal.

Saya tiba di salah satu rumah yang di huni oleh seorng perempuan dengan 2 orang anaknya setelah saya merasa ada bagian didalam perut saya yang meminta untuk segera di isi,  “hmm..pantesan..” seraya melirik jam tangan teman saya yang telah menunjukkan pukul 11 siang sekaligus mengingatkan saya bahwa tadi pagi tidak sempat untuk sarapan. Sebelum sampai ke rumah perempuan tersebut salah seorang Ibu Kader membisikkan pelan ke telinga saya..  'mas.. nanti kalau dirumah si Ibu Ani (sebut saja seperti itu) jangan kaget lagi yaa..' saya hanya senyum sepintas sambil menjawab 'iyaa bu..'
setelah melewati beberapa point sesi interview tiba saatnya pada point dimana saya harus menanyakan jenis penyakit apa yang selama ini ada pada salah satu anggota keluarganya Ibu Ani. Terlihat sangat jelas sekali raut wajah Ibu Ani yang semakin datar.. Saya melihat terasa berat Ibu Ani untuk mngatakan yang sebenarnya sedang terjadi pad dirinya. Perlahan saya kembali membujuknya dengan suara yang agak pelan agar Ibu Ani mau mengatakan dan saya tekankan bahwa kalau Ibu Ani ada penyakit yang di derita  bisa langsung di rujuk ke Rumah Sakit dengan menunjukan surat rujukan dari Puskesmas setempat. Dengan lirih Ibu Ani berkata pelan sekali hampir-hampir hanya saya yang dapat mendengarnya.
 "percuma mas saya dapat Kartu Multiguna.. karena tidak dapat saya pergunakan apalagi penyakit saya termasuk yang membutuhkan biaya yang sangat tinggi.. sedangkan suami saya hanya seorng kuli bangunan.."

lantas saya menjawab

"kalau boleh saya tau memang Ibu sakit apa..?!"

sambil berlinang airmatanya ia mngatakan..
"Saya kena Kanker Payudara.. bukan hanya satu tapi sekarang sudah kiri dan kanan.."  

Damn.. !!  saya hanya bisa mematung tanpa ada ekspresi yang lain..dan kontan saja kedua mata saya sudah di penuhi buliran-buliran yang tanpa saya sadari sudah menetes di pipi saya. Yang lebih hebatnya lagi baru saya sadari bahwa Ibu Ani adalah orang kedua penderita Kanker Payudara di dalam satu lingkungan. Sampai saya menulis notes ini saya masih terus berpikir seolah tidak percaya bahwa di dalam satu lingkungan terdapat kasus Kanker Payudara dua orang sekaligus. Akhirnya sambil berpamitan kepada Ibu Ani saya tegaskan sekali lagi kepada Bapak Ketua RT dan Ibu Kader Posyandu bahwa nanti setelah selesai pendataan ulang ini segera di bantu dan di persiapkan semua prosedur agar dapat segera di tangani oleh pihak medis.

Hari-Hari selanjutnya saya semakin bersemangat untuk terus menemui para Kepala Keluarga yang ada di Form List yang harus saya kunjungi. Dari Ibu Ani saya jadi belajar memaknai rasa syukur atas keberlimpahan yang Tuhan berikan kepada saya.



Salah sudut rumah yang mejadi target untuk dikunjungi.



Semakin kesini saya semakin dipertemukan oleh-Nya orang-orang yang di dalam keterbatasannya tetapi mampu untuk bangkit kembali menjalani hidup. Seperti Bp. Dedi Setiadi seorang yang b'profesi sebagai penjahit dengan ruang kerjanya yang hanya 1x2 m2 dan di karuniai seorng anak yang b'nama Naufal Mukhlis (13 Thn) yang menderita Epilepsi yang menurut penuturan Ibu nya, naufal menderita epilepsi semenjak berumur 3 tahun setelah pada umur 2 tahun naufal mngalami panas tinggi sekali dan bahasa yang mudah dimengerti oleh saya adalah naufal mengalami stip. Beruntung Naufal mempunyai Jamkesmas sehingga akses pelayanan kesehatannya mencapai RSCM dan sampai saat ini memperoleh obat-obatan secara gratis.

Ada lagi saudara Ahmad Bahri (Nama Samaran), yang juga menderita epilepsi dan tertangani dengan sangat baik menggunakan Kartu Multiguna. Sampai sekarang ia masih rutin mengkonsumsi obat dan hebatnya lagi ia telah mampu untuk mandiri dengan berdagang kelontongan dengan omzet 300 ribu sehari. Coba kita kalkulasi 300 ribu X 30 hari = 9 juta..!!  kalau ia seorang karyawan, jabatan apakah dengan gaji 9 juta perbulan..???  lalu kita kalkulasi lagi 9 juta x 12 bulan = 108 Juta..!!! wew..!!

Yang paling miris adalah salah satu Kepala Keluarga sebut saja Bp.Saman(Nama Samaran) yang saya temui pada siang sebelum jumatan. Ternyata ia mempunyai 4 anak yang dua di antaranya menderita skizofrenia, malah yang salah satunya sudah hampir 4 tahun mnghilang dari rumah dan sampai saat ini pihak keluarga sudah menempuh berbagai cara dengan hasil sampai saat ini masih belum diketemukan. Dan lebih miris lagi adiknya yang sekarang masih berada dirumah juga tidak dapat mengakses pelayanan kartu multiguna yang sebelumnya dapat ia pergunakan. Saya melihatnya memang sudah akut karena kemungkinan sudah lepas dari penangangan medis yang tepat. Lama saya berbincang dengan mereka itu pun tidak di rumahnya karena, anaknya sekarang jadi sering mengamuk dan mengoceh terus sendirian. Mereka berharap banyak sekali kepada Dinas-Dinas terkait agar Kartu Multigunanya dapat d pergunakan lagi agar anaknya mendapat pengobatan seperti sedia kala dan meminta saya untuk sering datang berkunjung. Saya merenungi akan kejadian tersebut sampai saya kembali pulang kerumah tetap terngiang dan jelas tergambar oleh saya begitu beratnya perjuangan mereka. Hingga malam telah larutpun saya masih tetap terjaga memikirkan bagaimana sehari-harinya mereka menghadapi anaknya yang skizofren tanpa akses informasi maupun dukungan pengetahuan yang memadai. Dalam hati saya berujar  'Saya aja yang berusaha memahami dengan berbagai dukungan informasi dan ilmu yang saya dapatkan masih merasa terlalu berat untuk menghadapinya.. Bagaimana dengan mereka..?!'  Astaghfirullah.. Ternyata Allah memang masih teramat sayang terhadap keluarga kami, begitu banyak kemudahan serta keajaiban-keajaiban oleh-Nya.. di mulai dengan mudah nya saya mengakses informasi di manapun dan kapanpun saya membutuhkan lewat layar 2X3 cm alias HandPhone untuk bisa menjelajah dunia maya mencari informasi-informasi terkait dengan skizofren, setelah dirumah giliran layar tipis berukuran 14 inch yang menemani. Belum lagi teman-teman di Komunitas yang semenjak saya bergabung serasa dunia ini begitu sempit dan dari sebagian teman-teman yang pernah saya ajak berinteraksi ada sesorang yang walaupun tidak pernah bertatap tapi saya merasakan sebuah energi positif yang ia tularkan kepada saya bahwa hari esok pasti akan baik-baik saja bahkan bisa lebih berbahagia jika memang kita menginginkan kebahagiaan tersebut. Belakangan baru saya ketahui bahwa itu adalah sebuah ilmu yang bernama Neuro Linguistik Positif..(Klo tidak salah) yaitu kemampuan setiap individu didalam menanggapi setiap aspek kehidupan dengan selalu berpikir positif dan selalu berbaik sangka kepada Yang Maha Kuasa..

Jam telah menunjukkan pukul 22:00 tepat.. tiba-tiba saya teringat janji dengan Mas Bagus (Founder KPSI) untuk merencanakan keberangkatan kami menuju Yogyakarta dalam rangka menghadiri acara KopDar di sana. Langsung saja saya on chat Facebook yang ada di HP dan akhirnya deal untuk menggunakan jasa Kereta Api dari stasiun pasar senen. Selama di perjalanan apa yang saya tulis di atas saya ceritakan kepada beliau dan ia mengingatkan saya tetap harus fokus untuk keluarga saya sendiri. Biarlah tangan Tuhan yang bekerja untuk keluarga Bp.Saman ujarnya.

Sebenarnya banyak lagi yang ingin saya tulis di notes ini, tapi saya berjanji ini yang terakhir. Saya khawatir nanti di cap sok perduli dengan mengatas namakan kemiskinan atau apalah. Karena sejatinya saya tidak dapat membendung potensi dari sebuah persepsi setiap orang setelah membaca notes ini. 

Namanya Bp.Alman ±65 thn (Nama Sebenarnya) yang karena kecelakaan ketika sedang bekerja di ladang akhirnya mengakibatkan infeksi pada mata sebelah kiri yang saat ini kondisinya sangat mengenaskan. Menurut penuturan Ibu Cicih selaku Ketua Kader Posyandu diwilayah tersebut bahwa Bp.Alman sudah diusahakan untuk di rawat inap di RSUD Tangerang tetapi tidak bisa menjalani perawatan, dikarenakan urusan yang bersifat administratif  yang memang dibutuhkan sebagai salah satu pemenuhan standar prosedural pelayanan kesehatan dengan menggunakan akses kartu tersebut. Saat saya datang mengunjungi dengan ditemani Ibu Cicih dan seorang petugas Litbang Kota Tangerang, bola matanya sudah tidak berbentuk lagi dan sudah dipastikan mengalami kebutaan.



Bp. Alman dengan kondisi matanya yang memprihatinkan


Yaa.. inilah harga sebuah hidup.. ada saja cara-cara Tuhan untuk lebih meningkatkan Rasa Syukur kita kepada-Nya.. Kalau kata Bang Andre Raditya bahwa itu semua adalah Life Sign yang di kirim oleh Tuhan untuk kita dan bagaimana kita mampu menangkap serta menerjemahkan sebagai modal untuk tetap selalu berada di jalan-Nya (Life Sign - Andre Raditya, Yogyakarta)
___________________

saya hanya sekedar ingin sharing saja.. dan memang niatnya ingin saya  publish melalui Notes yang ada di FB bahkan Mas Bagus sendiri sudah mengisyaratkan agar di publish di Forum Discuss agar kita semua menyadari bahwa masih banyak keluarga-keluarga yang tidak seberuntung kita dan Skizofrenia bukanlah akhir dari segalanya seperti hal nya penyakit-penyakit yang lain. Tetapi saya mengurungkan niat untuk mempublish tulisan ini  secara umum karena di khawatirkan akan ada pihak-pihak yang akan merasa tersinggung dan menjadikan tulisan saya sebagai konsumsi umum untuk mempolitisasi beberapa kalangan elit politik khususnya yang berada di Tangerang. Apalagi saat ini Walikota Tangerang sedang berjuang menciptakan suasana yang kondusif menjelang Pemilihan Gubernur Banten yang mana Bp. Walikota Tangerang sendiri juga ikut maju untuk meramaikan bursa calon Gubernur Banten periode 2012-2017.

Semoga tulisan ini yang sebagian sudah saya edit atau pengalaman saya tersebut bisa semakin meningkatkan rasa syukur atas nikmat-nikmat yang telah di anugerahkan kepada kita smua selama ini. Dan terakhir saya mohon maaf jika tulisan saya tersebut dalam hal ini saya masih belajar untuk menulis, sehingga tidak terjaga nilai-nilai estetika nya di dalam hal tulis menulis..

Dan tulisan ini hanya saya share melalui email kepada dr. Tika P di yogya, dr. Yuniar di Malang thanks dok udah sering di tag gambar dan quotes positif nya, Mbak Aniek di Boyolali, Mas Nawa di Tangerang, dia malah ndak tau walau sama-sama tinggal di Tangerang kalau Pemkot ada program seperti ini.. Salsa di 2X2,5 m  tempat mengasah kecerdasannya yang sekaligus tempat terindahnya.. thanks for sharing NLP nya..

Semoga Allah memberikan kepada kita keberanian untuk selalu mengucapkan 'Alhamdulillah.. Terima Kasih Yaa Rabb..'  Amiiin..
29 April 2011

Best Regards,
Heri Purwanto
__________________________

Ps
Setelah cukup lama tulisan ini terdampar dipojokan kamar dan bahkan kertasnya telah sedikit menguning, akhirnya saya posting di blog ini.
Alhamdulillah..  bahwa setelah selesainya semua kegiatan validasi serta memverifikasi, akhirnya berhasil mendata sekitar 89.325 ribu penerima manfaat kartu multiguna yang langsung dapat digunakan untuk mengakses pelayanan tersebut. Menurut beberapa rekan yang saya hubungi para penrima manfaat kartu multiguna seperti yang saya ceritakan diatas sudah dapat terlayani dengan sangat baik. Termasuk Bp.Alman sekitar satu minggu yang lalu saya mendapatkan informasi bahwa ia akan segera di operasi. Bahkan kini Pemkot Tangerang telah mendirikan sebuah RS khusus untuk para pemegang kartu multiguna agar mendapatkan pelayanan kesehatan secara sempurna. Di samping itu saat ini Pemkot tengah membangun sebuah RSUD diatas lahan yang berdekatan dengan sebuah RS Swasta bertaraf  internasional dipusat Kota Tangerang sebagai wujud kepedulian terhadap warga masyarakatnya.

15-november-11

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Comment (1)

laporan yang menarik sekaligus sedikit bernyawa jurnalis..