antara Gigi Kelinci dan Gigi Dracula

Category:


Assalammu’alaikum Wr.Wb

salam semangaatt..!!

Kali ini saya akan berbagi cerita tentang si gigi Kelinci dan gigi Dracula.. *ejaan yang benar dalam bahasa Indonesia nya dracula atau drakula siih.. hueeehh bingung saya.. dilanjut saja laah.. kemoon…

Alkisah, pagi ini pemilik gigi dracula terperanjat hampir loncat dari tempat tidurnya ketika melirik jarum jam meja yang terletak agak menjauh dari ranjangnya telah menunjukkan tepat pukul 8 pagi..  terlihat sayu setengah lusu dan tentunya menggerutu ke siapa lagi kalau bukan ke si gigi kelinci. Pasalnya semalam ia sudah berpesan agar minta di bangunkan sepagi mungkin karena hari ini ia akan menemui orang-orang yang sudah ia janjikan serta mengunjungi satu dua tempat yang akan dijadikan sebagai media katarsisnya..

“Aaaarrrgghhh… dasar..!!” umpat nya..
Tanpa ragu ia langsung menyambar handuk dan bersegera lari tunggang langgang menuju kamar mandi dengan tak lupa membawa smartphone yang selalu menemani kemana saja ia berada..  mendengarkan lagu-lagu instrument alat tiup dan pencet dari smartphonenya ketika sedang mandi ternyata dapat menurunkan kepenatan sekaligus menyegarkan ketika air shower mulai membasahi seluruh tubuhnya, itulah salah satu alasan kenapa ia gemar membawa smartphonenya yang notabene sebagai alat komunikasi itu setiap kali ia mandi.

“aduuuuhh..” tiba-tiba ia berucap..  
 ahaa.. ternyata shampoo nya tertinggal dikamar yang baru dibelinya semalam di supermarket depan untuk menggantikan botol shampoonya yang sudah habis. “Aaahhh.. gara-gara si Kelinci gw jadi ribed gini.. “   sembari keluar dari kamar mandi kembali ke kamarnya.

Acara mandi telah selesai dan berlangsung kilat hanya 5 menit lewat.. Setelah beberapa saat mempersiapkan segala kebutuhan yang akan dibawa, smartphone kesayangannya yang berwarna putih dan sudah sedikit kusam menyala menunjukan ada pesan singkat yang terkirim masuk.. yaapp.. ternyata dari si pemilik Gigi Kelinci yang mengucapkan :

“selamat menikmati perjalanan hari ini..”

“Apaan sih lo..”  balas si pemilik Gigi Dracula.. dengan di lanjutkan..
“Tau gak.. Gw jadi repot kyk gini.. Kan semlm gw udh minta d bangunin pagi2..”
Sambil terheran-heran si Pemilik Gigi Kelinci membalas dengan santainya.
“Yee.. itu juga udh d bangunin lwt miscall 2 kali..”
“Ga kedengeran yee.. Mangkanye klo tidur jgn kya kebo abis ngebajak sawah 2 hektar..”
si Gigi Dracula membalas
“Grrrrrrrrrrh….”
Hiiiiiihhh… sedikit gemas si Gigi Dracula memandangi layar smartphonenya dan segera teringat bahwa ia mengaktifkan fitur silentnya dari kemarin siang sehubungan dengan rangkaian acara ulang tahun dan sukses perusahaannya yang telah berhasil mengakuisisi perusahaan kompetitor.

*Hueehehe.. mau di miscall berpuluh kalipun yaa tetep aja ga bakal kedengeran…

Sedikit malu bercampur kesal si Gigi Dracula akhirnya cepat-cepat mengambil langkah seribu dengan nafas yang semakin di buru. Dengan 3 tas yang berada di pundaknya ia semakin melaju.. meninggalkan si Gigi Kelinci yang masih terbengong layaknya kodok bangkong membaca broadcast pesan terakhir yang di kirim oleh si Gigi Dracula.

Jarak tempat tinggal antara si Gigi Kelinci dan Gigi Dracula memang tidak terlalu jauh, hanya di pisahkan oleh jejeran tembok-tembok beton yang menjulang tinggi. Berdiri kokoh diatas lahan bekas lapangan sepakbola tempat anak-anak kampung sebelah menghabiskan waktu menyambut senja. Kini anak-anak kampung sebelah sudah beranjak dewasa dan sudah tak terdengar lagi suara-suara riang gembira mengejar bola yang setelahnya selalu dilanjutkan dengan bersama-sama menuju Musholla kecil disamping rumah Pa Marta untuk menunaikan shalat maghrib berjamaah.

Seperti hari-hari yang telah dilalui, seperti itulah mereka memaknai sebuah komunikasi, kadang datar, terkadang sampai pada titik akumulasi sehingga tidak mampu lagi untuk saling menghargai dan menghormati. Padahal inti dari sebuah komunikasi adalah bagaimana menciptakan komunikasi tersebut menjadi dua arah. Dalam artian sama-sama mengarahkan umpan balik yang proporsional dengan tujuan agar tetap terjaganya nilai sosialisasi didalam membingkai sebuah harmoni yang hakiki. Mungkin karena dipengaruhi oleh polah asuh yang berbeda walaupun mereka pernah mengalami masa kecil bersama-sama atau mungkin karena memang mereka telah menjadi individu yang sama-sama sedang berangkat didalam kerangka berpikir seorang yang mendewasa. Atau mereka sudah tidak dapat membedakan lagi mana ego dan mana super ego.

Mereka seperti halnya jalan tol Jakarta - Palimanan, beriringan tetapi berbeda arah tujuan. Tapi ada satu kesamaan unik diantara mereka yaitu mereka hobi mengkonsumsi salah satu jenis penganan yang dapat menimbulkan aroma yang sangat pekat. Dan menurut penuturan mereka paling enak jika disandingkan dengan secobek sambal terasi yang pedas sampai mengucurkan keringat ketika menyantapnya. Diselingi canda tawa diiringi nyamuk-nyamuk yang menghinggap di kaki, mereka seakan menjadi tak perduli.

**
ssssstt.. mau tau kaga mereka suka makan apa..??! hihihi..kasih tau jangan yaa..
baiklah di kasih tau aja daripada ga dikasih tau nti ga dilanjutin baca ceritanya..
yaaapp.. betul saudara-saudara..!!  haahh..apanya yang betul.. eh dasar si bedul..di kasih tau aja juga beloman...
iyaapp.. mereka suka sekali menyantap yang namanya.. PETE..!!  Klo dalam kamus bahasa Indonesia nya di sebut Petai dan dalam bahasa latinnya di sebut Parkia speciosa Hassk atau peteuy basa sundana mah klo bahasa Thailand nya Sataw.. bukannya sotoy yaa.. heeehh..
 **

Mereka tetap berbeda didalam cara menyantapnya..  si Gigi Dracula lebih suka pete yang di bakar, sementara si Gigi Kelinci lebih suka jika direbus terlebih dahulu..  tapi malam ini mereka sepakat untuk menyantap pete yang diletakkan di atas bara api.. alias pete bakar..!! mantap.. maksudnya mantap benar bau nya..

Naah..ini dia si petai alias pete alias peteuy..
Mereka memang sangat unik didalam menilai sebuah sudut pandang. Seperti saat ini yang sedang mereka rayakan. Entah disebut sebagai sebuah pertemanan atau persahabatan yang lebih intim atau sekadar menghabiskan waktu bersama dengan diiringi sebuah purnama. Mungkin saja mereka tetap tidak akan dapat bersatu layaknya air dengan minyak atau seperti air yang tidak akan pernah mau bersahabat erat ketika diletakan diatas daun talas.  Ahaa.. mungkin saja mereka masih membutuhkan waktu yang lebih lama lagi untuk sekedar bersama-sama menikmati hari demi hari disela-sela perasaan yang telah merenggut sisa-sisa hati yang telah terbagi.

Yaa.. mungkin saja disuatu hari mereka dapat merasakan sebuah energi dari rasa saling berbagi dan ber-empati..

Mungkin saja.. mereka akan memberikan sebuah cerita yang lebih riang dan membahagiakan.. mungkin saja mereka akan berakhir sampai disini karena saya sudah mulai mengantuk dan segera harus merebahkan diatas peraduan..  itu bantal sama guling udah melambai-lambai minta dihampiri soalna.. hahaha..  sampai jumpa lagi kawan..!!  dadaahh.. hoaaaaammm…

Wassalam...

Ps
duapuluhenam-11-duarebusebelas

Comments (2)

haaadeeeehh itu para si empunya gigi dah pada sikat gigi belom ckckck......

seandainya jengkol bisa nyembuhin jengkel dan pete bs ngilangin bete, dunia pasti akan lebih indah walaupun jadi harum semriwiiiing... :D