Jodoh itu tak’kan lari
gunung dikejar
Jodoh itu ditangan
Tuhan,. kita yang jemput..!
Jodoh itu.. kata
Syahrini sesuatu banget..
Jodoh itu kayak
Jelangkung, datang gak dijemput dan gak pulang-pulang..
Jodoh itu ga’ kan lari
kemana tapi ada DIMANA sekarang..?!
Jodoh itu.. “Sumber
Rezeki..” (udah kayak nama toko material..)
Jodoh itu.. Bisa 1, 2, 3
atau 4.. #eh..
Jodoh itu.. batur
salembur, sasumur, sadapur, sabujur & sakasur.. :D
Pernah
mendengar celotehan diatas? Pasti pernah dong ya, klasik namun sering kali
dilontarkan oleh orang-orang.
Inilah
pertanyaan yang terus relevan di sepanjang usia manusia, dalam berbagai bentuk dan
perspektif. Masalah yang misterinya tidak akan pernah habis dibahas mulai dari
kongkow diwarung kopi sampai artikel-artikel yang terkait bahkan dalam bangku
seminar sekalipun.
Menjadi hak
prerogatif setiap individu didalam menilai, memilih dan menentukan siapa yang
akan menjadi pasangan hidupnya. Kemudian yang menjadi pertanyaannya adalah apakah gambaran pasangan ideal yang kita miliki
itu benar-benar sesuatu yang terbaik buat kita?
*hayyoo..pada jawab sendiri-sendiri.. selesai tidak selesai harap
dikumpulkan..!! *preeett..
Tapi apapun
keberagaman pilihan yang membungkus keinginan untuk segera mencari / menemukan
seseorang yang digadang-gadang akan menemani hari-hari kita, seseorang diluar
sana sebut saja guru kebajikan pernah membisikkan bahwa : seorang laki-laki
yang baik akan dipertemukan dengan sorang wanita yang baik, pun wanita yang
baik akan mempersembahkan sebagian hidupnya kepada laki-laki yang baik pula.
Adapun wanita keji yang membungkus dirinya dengan segala aksesoris kemolekannya
tetap akan diperdaya oleh seorang lelaki keji yang menyamar dengan topeng penuh
kelembutannya. Bahkan dapat saja seorang lelaki keji dengan wujud beragam
kebaikan palsu akan gigih memperjuangkan seorang wanita keji dengan wajah
kemelekatan duniawi.
Memang benar
hidup tidak dapat selamanya berdamai dengan segala hal yang bernafaskan efek
energi kepositifan. Lantas bagaimana jika yang selama ini sudah berada dijalan kecemerlangan,
harus menemukan seseorang dengan garis batas yang melampaui hingga sampai
menyakini bahwa bisikan yang bernada kebijaksanaannya bagaikan langit dan bumi
antara sabang dan merauke. Sejurus kemudian seperti yang pernah diutarakan
bahwa hidup bukanlah persoalan ingin menang sendiri saat berjumpa dengan
kebahagiaan. Dapat saja yang kita kira sebagai seorang Bidadari atau Pangeran
dari negeri sebrang, seiring berlalunya waktu ia dapat berubah menjadi seperti serigala
padang pasir atau serigala malam yang lebih keras aumannya dibanding jilatan
kasih sayangnya. Demikianlah asa berjumpa dengan kecewa. Jika sudah seperti ini
dimanakah peran suara-suara kebajikan tadi?!
Apakah yang ‘baik-baik’
akan dipertemukan dengan yang ‘baik’ tidak melawan janji setia ilmu lawan kata
yang selama ini sudah kadung ada?! Seperti Benar selalu berpasangan dengan
Salah, Bagus – Jelek, Tambah – Kurang dsbnya. Inilah yang menjadi misteri atas
ketetapan-Nya. Artinya apakah seorang yang telah berpeluh dosa tidak akan
dipertemukan dengan seorang santriwati nan jelita?! wallahu ‘alam.. *sambil
angkat tangan..
Aahh.. Berbaik
sangka sajalah atas segala ketetapan yang diberikan, selebihnya biarkan tangan
Tuhan yang mengambil alih peran didalamnya.
Semuanya akan
menuju pada muara yang sama ; yaitu hidup dalam kedamaian dan berkelimpahan penuh
keberkahan atas bimbingan-Nya. Karena pada akhirnya yang dibutuhkan oleh kedua
belah pihak adalah kata-kata penuh komitmen dan semangat konsistensi dengan
penuh kesadaran dirilah yang akan membawa keduanya kepada lembah yang bernama
kebahagiaan. Rasanya berkata-kata saja pun tidak cukup..!!
So.. Jika
belum mampu untuk berkomitmen lebih jauh dengan pasangan lebih baik berhenti
dan melepaskan topeng demi sebuah keharmonisan yang bernama status belaka. Agar
tidak ada lagi yang merasa terluka dan melukai dengan dalih tanpa sengaja.
#halaah..
Selebihnya lagi tetap
semangat dengan berdo’a, mempersembahkan yang terbaik sekaligus memperbaiki
diri terus menerus, urusan hasil serahkan hanya pada yang Maha Menilai.
*nasihat buat diri sendiri..weeehh..
Dalam berdo’apun tetap
harus sesuai dengan kaidah umumnya berdoa jangan meniru apalagi sampai mau
mengikuti doanya Pak Tarno : Ya
Tuhan… kalau dia jodohku dekatkanlah.. Kalau dia bukan jodohku tolong dibantu yaaakk..!
Bimsalabim jadi apa prok..prok..3x !! huehehe..
Ngomongin soal jodoh mpe
3 hari 3 malem sambil makan jagung rebus plus kacang goreng 2 toples kaga bakal
kelar-kelar.. Iyakah? Iyalah.. Mari
semangaatt mencari jodoh.. Hueeehehe.. :D
Sampai jumpa lagi kawan..!!
Wassalam
Ps
Eh..ada yang bertanya kepada saya, alasannya apa siih ketika
harus mencari jodoh..Lagi-lagi jawaban saya sederhana; biar ada yang nyalain
lampu teplok klo pas giliran mati lampu.. hahaha.. *jawaban ngawur..tulisan diatas juga sedikit
ngelantur makanya jangan diikuti secara teratur.. :XD
040.111
Hahaha.. Jadi cari jodoh cm disuruh nyalain lampu teplok doang.? Ckck