sepertinya hal yang sangat sepele sekali sehingga menetap dialam bawah sadarnya tanpa disadari olehnya. Dan ada beberapa peristiwa penting lainnya yang ia tulis. Dibawah ini adalah jawaban yang saya tulis tanpa saya edit sedikitpun.
Ps
pada awal bulan februari 2011 yang lalu, ada salah seorang yang mengaku sebagai pria mengirim pesan ke inbox akun FB saya.. *dia mengakunya sebagai pria loh saya tidak tau yang sebenarnya karena tidak pernah bertemu sebelumnya.. namanya tidak perlu saya sebutkan disini dan tidak perlu juga saya posting beragam pertanyaan-pertanyaan yang ia tulis..
ceritanya begini.. melalui pesan-pesan di inbox ia menulis bahwa saat ini sedang merasakan sebuah perasaan yang tidak enak jika harus berhadapan dengan orang lain apalagi dengan orang asing yang sama sekali belum dikenalnya dan itu dimulai sejak ia masih bersekolah. Dunia sekolah tentu berbeda dengan dunia kerja yang saat ini sedang ia geluti. Sekarang ia merasakan begitu pentingnya untuk saling berinteraksi secara sosial didalam dunia kerjanya. Serta ada beberapa peristiwa yang tidak dapat dilupakan yang menurut pandangan orang lain
salam hangat...!! maaf.. maaf bgt
baru bisa reply sekarang karena ga sempet buka2 FB..
tp sekali lg trima kasih krn
sudah mau b’bagi dgn saya walaupun lewat media yg sgt terbatas ini..
menurut hemat saya alangkah baiknya
jika mas segera mendatangi orang yang berkompeten utk mengetahui lbh jauh masalah
yang ada pd diri mas, tentunya mereka para profesional dlm hal ini psikiater yg berhak utk menjawab dan
mengetahui lbh detil halusinasi yg slm ini ada pd diri mas, apalagi mas sendiri
tau apa yg seharusnya mas lakukan.. jgn sungkan2 sblum sgalanya menjadi
terlambat.
atas permintaan mas sendiri.. izinkan
saya utk sedikit mengulas dgn keterbatasan pengetahuan yg ada pd diri saya..
dari beberapa tulisan-tulisan mas (sy menyebutnya sebagai tulisan bukan sbuah curhatan)
saya melihat ada semacam traumatis pd saat kecil yg akhirnya hinggap sampai
anda memasuki usia yg ke 32 thn. Sya tdk
tahu pola asuh yg orang tua mas terapkan d dlm keluarga sehingga anda sampai d
cap sebagai ‘pecundang’. Memang saat
seorg anak memasuki usia golden momentnya dibutuhkan sebuah energi yg besar
dari kedua orang tuanya. Sang orng tua harus mampu mengarahkan anak2nya agar
dpt mengexplore dunia seusianya dan saya
yakin kedua ortu mas sdh berusaha semaksimal mungkin utk dpt membesarkan anak2nya..
hanya saja saya melihat ada sedikit nilai2 yg terabaikan ddlm fondasi yg sedang
d bangun,, seperti kehangatan, kenyamanan & perlindungan yg utuh dari
keluarga mas sendiri.. nah nilai2 itu yg tdk dpt mas rasakan apalagi ketika
sedang diolok2 oleh teman2 sebaya, alih2 ingin mendptkan perlindungan dri
sebuah keluarga malah di cap sebagai anak yg cengeng,, dan saya yakin psti ada
bbrp kasus yg lainnya yg mas tdk ceritakan..
memang hidup tidaklah sprti yg ‘sangat’
qta harapkan bahkan jauh sebelumnya mungkin kita tdk akan menyangka jikalau
harus b’hadapan dgn sebuah kenyataan yg getir sekalipun.. apa sh yg kita tau
tentang misteri kehidupan manusia,,?? Lah wong kita semua lahir untuk kemudian
mati lagi dan kita tidak dapat b’buat apapun utk menghindari kejadian tersebut.
Hal itu saja sdh membuat qta semua menjdi minder bukan,,??!
Satu hal janganlah terus menerus
membuat stigma negatif tentang diri kita sendiri, seperti mengatakan saya minder,
saya pencundang, saya tdk mudah bergaul bahkan mngatakan saya sudah ‘gila’. untuk
yang terakhir menurut sya itu di butuhkan proses pemeriksaan panjang oleh ahli
nya,, segeralah mengenyahkan kata2 ‘gila’ dlm kamus kehidupan mas.. sekalipun
memang d antara qta ada yg d vonis mengidap skizofrenia toh mrka tetap manusia
spti kita kan,,?? merka hanya unik seperti halnya stiap individu yang lainnya
klo pun sedikit b’beda itu d karenakan adany perubahan komposisi kimiawi d otak
nya.. saya sendiri jg sedang b’juang utk memulihkan ade sya krn skizofrenia..
dan saya berusaha semaksimal mungkin agar dpt mengalihkan stigma yg tlanjur
melekat d masyarakat kita menjdi sisi yg lebih positif..
Ubahlah segera pola pikir
kompensasi negative menjadi kompensasi positif dgn cara mengubah ungkapan
sederhana spti “saya tidak bisa” menjadi
“saya bisa”.. aayyooo mas..!! mulai lakukan hal-hal yg selama ini paling
di hindari. Misal mulai membuka diri terhadap kesempatan yg ada utk terus
menambah sahabat mas sendiri.. walopun mas tinggal d mess toh d situ tetap msh
ada org lain yg bisa d ajak utk komunikasi.. mulailah belajar utk menghargai diri
qta sendiri dan bangga thd sekecil apapun pencapaian yg udh qta raih saat ini..
apalgi skrg mas sdh bekerja d saat org2 yg lain msh membutuhkn sbuah pekerjaan
apakah itu bkn sbuah prestasi yg menggembirakan,,,?? Coba mulai menyisihkn
sbagian rezeqi yg mas pnya utk membeli buku2 yg sekira nya dpt memperluas
pengetahuan,,spti buku2 psikologi yg bnyk b’serakan d rak2 toko buku dan cari
tema yg menurut mas paling cocok utk d baca…serta jgn lupa utk saling b’bagi
sbagian rizqi qta kpd org2 yg benar2 membutuhkn krn dsitulah t’dpt sebuah
keajaiban dr memberi,,klo seorg sufi blng “hakikat menerima itu adalah
memberi”… dan jgn lupa selalu mengirimi
utk orng tua d kampung halaman…
mulailah belajar utk melihat diri
qta sendiri dari sudut pandang yg b’beda dan terus belajar utk dpt mencintai
diri qta sendiri dgn segala kelbihan dan kekurangan yg telah d anugerahkan kpd
qta.. karena klo bukan qta sendiri yg peduli mw mengandalkan siapa lagi...??!!
tentu qta sendiri yg harus melakukannya.. bagaimana qta bisa menghargai org
lain lah wong qta aja ga mampu utk menilai siapa diri qta,, gimana qta bisa
mencintai org lain dgn tulus klo qta aja cuek sm perasaan qta.. Dari sekarang
mulailah menghargai dan mensyukuri hidup yg sedang qta jalani..
itu aja yaa mas,, qta slng tuker
pengalamn aja.. klo ilmu sya cm sgini2nya dan sederhana sekali,, ga bs banyak2
soalna ni jg udh kebanyakn mpe pegel ngetik ny,,hehehe,,,(kiddin’ mas...!!!
*Laah koks Ps nya ada diatas..??! bukannya Ps itu selalu berada dibawah..??!
Yee..terserah gw laah mau naro Ps dimana aja.. Blog-Blog gw koks yaa suka-suka gw mau naro dimana, asal kaga naro dijidat aja.. huehehehe..
kalo udah ga seneng bwt dibaca tinggalin aja..gitu aja simple kaan..
eh iyee.. balik ke soal cerita yang diatas.. jadi setelah berminggu-minggu tak ada kabar berita tiba-tiba si mas tersebut mengirim pesan lewat inbox lagi tapi dengan nama akun yang berbeda dan kali ini ia memakai nama asli pemberian ayah ibunya yang sewaktu memberikan nama tersebut gw yakin disertai dengan pembuatan bubur merah dan putih. Dan mengatakan bahwa ia sekarang sudah lebih enjoy dan lebih berani untuk memulai komunikasi dengan rekan-rekan sekerjanya. Gw coba menarik kesimpulan sendiri mudah-mudahan yang baca ikut setuju.. kalau ga setuju gimana dong? yaa tinggalin aja..silahkan dilewati.. hueehehe..
Jadi gw berkesimpulan ternyata orang-orang yang berada di sekitar kita hanya membutuhkan sebuah keyakinan atau pengakuan dari orang lain bahwa ia mampu untuk menjalankan beragam fungsinya sebagai pengejahwantahan diri kita sebagai mahluk yang bersosial, pastinya dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Jadi mari kita lebih peka terhadap diri kita sendiri agar jangan sampai potensi yang ada pada diri kita mengendap tak berguna dan saling berempati terhadap sesama dalam rangka menimbulkan segenap bakat dan kemampuan diri kita sendiri maupun orang lain..
mari lanjutkan hari ini..
februari-2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments (0)
Posting Komentar